LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus (Masalah Utama)
Gangguan isolasi sosial : manarik diri
II. Proses terjadinya masalah
A. Core Problem
1. Definisi
Perilaku menarik diri adalah klien ingin lari dari kenyataan tetapi karena tidak mungkin, maka klien menghindari atau lari secara emosional sehinga klien jadi pasif, tergantung, tidak ada motivasi dan tidak ada keinginan untuk berperan (Budi Ana Keliat, 1992).
2. Tanda dan Gejala
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghidar dari orang lain (menyendiri)
Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat makan.
c. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.
d. Komunikasi kurang / tidak ada.
Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.
e. Tidak ada kontak mata : klienlebih sering menunduk.
f. Mengurung diri di kamar / tempat terpisah, klien kurang dalam mobilitas.
g. Menolak berhubungan dengan orang lain.
h. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
B. Penyebab
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tanda dan Gejala menarik diri
Klien yang gagal dalam mencapai suatu keinginan atau gagal dalam tujuan akan merasa bahwa ia tidak berharga dant idak berguna, keadaan tersebut akan membuat individu takut salah untuk berbuat sesuatu, pesimis atau rasa tidak percaya diri, hal ini menimbulkan dampak perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain dan akan menghindari dari orang lain atau menarik diri.
C. Akibat manarik diri
Resiko mencederai diri : bunuh diri
Tanda dan Gejala :
Klien dengan menarik diri disebabkan oleh adanya pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pasien, seperti kegagalan atau kehiilangan atau karena perpisahan yang lama dengan orang terdekat.
III. A. Pohon Masalah manarik diri
Resiko mencedarai diri : bunuh diri
Ganguan isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Resiko mencederai diri : bunuh diri
Data yang dikaji :
a. ada ide-ide / usaha bunuh diri
b. ingin mengakhiri kehidupan
c. mudah marah
d. gelisah
e. mengisolasi diri dengan membatasi hubungannya dengan orang lain
f. merasa tidak berguna.
2. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
a. lebih banyak diam
b. lebih suka menyendiri / hubungan interpersonal yang kurang
c. personal hygiene kurang
d. merasa tidak nyaman di antara orang
e. tidak cukupnya ketrampilan sosial
f. berkurangnya frekuensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
a. perasaan rendah diri
b. pikiran mengalah
c. mengkritik diri sendiri
d. kurang terlibat dalam hubungan sosial
e. meremehkan kekuatan / kemampuan diri
f. menyalahkan diri sendiri
g. perasaan putus asa dan tidak berdaya.
IV. Diagnosa Keperawatan
1. Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
2. Gangguan sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
V. Rencana Tindakan Keperawatan manarik diri
Diagnosa I : Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
TUM : Klien tidak mencederai diri sendiri.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a. Kriteria evaluasi
1.1. ekspresi wajah klien bersahabat
1.2. klien menunjukkan rasa senang
1.3. ada kontak mata
1.4. klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi
b. Intervensi
1.1.1. sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
1.1.2. perkenalkan diri dengan sopan
1.1.3. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
1.1.4. jelaskan tujuan pertemuan
1.1.5. jujur dan menepati janji
1.1.6. tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
a. Kriteria evaluasi
2.1. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari :
- diri sendiri
- orang lain
- lingkungan
b. Intervensi
2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.1.2. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.
2.1.3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab muncul.
2.1.4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 : Klien dapat menyebutkan kuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
3.1. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.2. Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
b. Intervensi
3.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.3. Diskusikan bersama klien tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.2.1. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.3. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
a. Kriteria evaluasi
4.1. Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara:
K – P
K – P – K
K – P – Kel
K – P – Klp
b. Intervensi
4.1.1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
4.1.2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K – P
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – P – Kel / Masy.
4.1.3. Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.1.4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
4.1.5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
4.1.6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
TUK 5 : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
5.1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
- diri sendiri
- orang lain
b. Intervensi
5.1.1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.1.2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
5.1.3. Beri reinforcement positif atau kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
TUK 6 : Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
6.1. Keluarga dapat :
- menjelaskan perasaannya
- menjelaskan cara merawat klien menarik diri
- mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri
- berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri
b. Intervensi
6.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- salam, perkenalkan diri
- sampaikan tujuan
- buat kontrak
- eksplorasi perasaan keluarga.
6.1.2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku penyebab serta akibat perilaku menarik diri.
6.1.3. Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
6.1.4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minim satu kali seminggu.
TUK 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
a. Kriteria evaluasi
7.1. Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat.
7.2. Klien dapat mendemonstrasikan dan tahu tentang manfaat dan efek samping dan penggunaan obat dengan benar.
7.3. Klien memahami akibat berhentinya minum obat tanpa konsultasi.
b. Intervesi :
7.1.1. Diskusikan dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek sampingnya.
7.1.2 Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
7.1.3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan.
7.1.4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien lebih suka menyendiri di tempat tidurnya, ekspresi wajah seidh, tidak mau kontak dengan yang lain, lebih banyak diam, kontak mata singkat.
2. Diagnosa keperawatan
Resti mencederai diri, bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
4. Tindakan keperawatan
TUK 1 :
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
c. Jujur dan menepati janji
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian terhadap klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
TUK 2 :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
b. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab muncul.
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase oreientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa di panggil Ndari, nama Mbak siapa? Baiklah Mbak, disini saya akan menemani Mbak, saya akan duduk di samping Mbak, jika ingin mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan”.
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan Mbak hari ini? Saya ingin sekali membantu Mbak menghadapi masalah dan saya harap Mbak mau bekerja sama dengan saya, Mbak boleh saya tahu apa yang terjadi di rumah sehingga Mbak sampai dibawa kemari? Bagaimana kalau hari ini kita berbicara tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri, Mbak bersediakan?”.
c. Kontrak
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang?”
“Dimana tempat yang Mbak sukai?”
“Baiklah kita berbicara di tempat tidur saja, berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Baiklah jadi kita akan ngobrol-ngobrol tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri selama 30 menit?”
2. Fase Kerja
“Biasanya kalau jam-jam seperti ini apa yang Mbak lakukan di sini atau di rumah?”
“Bagaimana perasaan Mbak berdiam diri di kamar?”
“Apa yang menyebabkan Mbak berdiam diri di kamar?”
“Jika Mbak berdiam diri di kamar apa yang Mbak lakukan dan pikirkan?”
“Jadi apa saja tanda-tanda kalau Mbak enggan berhubungan dengan orang lain?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Apa yang Mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 30 menit tadi?”
“Bisa Mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini kita akan bicara mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain”.
c. Kontrak
“Baiklah Mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupka sampai di sini, kira-kira jam berapa kita besok bertemu lagi? Tempatnya dimana?”
“Baiklah jam 11 kita akan bertemu di sini lagi selama 15 menit.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien banyak diam di tempat tidurnya, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain, kontak mata ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
Tuk 3 :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
8. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya ? coba sebutkan siapa nama saya, bagus ternyata mbak masih ingat.”
b. Evaluasi/ validasi
“Mbak kelihatannya segar dan semangat hari ini, bagaimana perasaan Mbak pagi ini ?”
c. Kontrak
“Kemaren kita sudah berbicara mengenai hal yang menyebabkan bapak sering menyendiri di kamar. Nah, sekarang sesuai dengan janji kita, kita sekarang akan berbincang-bincang mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain selama 20 menit, bagaimana Mbak bisa kita mulai sekarang ?”
2. Fase Kerja
“Coba mbak sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.”
“Bagus, ternyata mbak lebih pintar daari saya”
“Sekarang coba mbak sebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.”
“Bagaimana jika mbak ngobrol-ngobrol dengan yang lain sekarang?”
“Bagaimana kalau saya beri contoh cara berkenalan dengan orang lain?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Apa yang mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 20 menit tadi?”
“Coba mbak ulangi lagi, sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.”
b. Rencana tindak lanjut
“setelah ini, silahkan mbak coba berkenalan dengan orang lain, paling tidak mbak tahu nama dan asal teman baru mbak.”
c. Kontrak
“Baiklah mbak waktu kita sudah habis, sudah 20 menit kita berbincang-bincang.”
“Kira-kira kapan kita akan bertemu lagi ? tempatnya di mana ? dan apa yang akan kita bahas ?”
“Baiklah bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 13.00, kita akan berbincang-bincang di tempat ini lagi selama 30 menit, untuk membahas kegiatan dan perasaan mbak setelah berkenalan dengan orang lain.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN III
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, diam, kontak mata ada, klien tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 4 : klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
Tuk 5 : klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawaatan
Tuk 4 :
1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan mangan.
7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dan kegiatan mangan.
Tuk 5:
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak, kelihatannya mbak senang hari ini, mbak sudah makan?”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana mbak, sudah berkenalan atau sudah ngobrol-ngobrol dengan kenalan baru mbak ?”
“Kalau boleh saya tahu siapa namanya ? asalnya dari mana ? bagus sekali mbak sudah ingat nama dan asal teman baru mbak.”
c. Kontrak
“Tadi sudah beerkenalan dengan teman baru mbak, bagaimana kalau kita berbicara tentang teman baru mbak dan peerasaan mbah setelah berkenalan atau berhubungan dengan teman baru mbak.” Sesuai dengan kesepakatan kita, kita akan berbincang-bincang selama 30 menit.”
2. Fase Kerja
“Coba mbak praktekkan carra berkenalan mbak dengan teman baru mbak pada saya.”
“Setelah berkenalan, kegiatan apa yang mbak lakukan dengan teman baru mbak?”
“Setelah itu bagaimana perasaan mbak, senang atau tidak ?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak sekarang setelah berhubungan dengan orang lain ?”
“Coba mbak ulangi lagi nama dan asal teman baru mbak!”
b. Rencana tindak lanjut
“baiklah saya lihat mbak sudah lelah, silahkan mbak istirahat dan besok kita lanjutkan lagi bincang-bincang kita.”
c. Kontrak
“Baiklah kita cukupkan sekian dulu, sudah 30 menit perbincangan kita kali ini, besok kita akan bincang-bincang kembali tentang cara penggunaan obat yang mbak minum dengan benar dan tepat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN IV
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih banyak diam, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri
3. Tujuan Khusus
Tuk 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
4. Tindakan Keperawatan
1. Diskusi dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek sampingnya.
2. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan.
4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak ? mbak ingat janji pertemuan kita ? bagus sekali ternyata mbak masih ingat dengan tepat, bahwa pagi ini kita akan kembali berbincang-bincang selama kurang lebih 15 menit.”
b. Validasi/ evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak pagi ini ? mbak masih berteman atau ngobrol dengan teman baru mbak ? bagus sekali … mbak sudah mau bergabung dengan teman-teman mbak.”
c. Kontrak
“Baik kalau begitu sesuai kesepakatan kita bagaimana kalau pada pertemuan kita kali ini selama 15 menit kedepan kita berbincang-bincang tentang kegunaan obat yang mbak minum tiap hari.”
2. Fase Kerja
“Boleh saya tahu bagaimana cara mbak meminum obat ini ? bagus sekali, mbak sudah bisa menggunakan obat ini secara benar dan tepat, dan jangan lupa ingat nama obat dan waktu minum obat.”
“Bagus sekali mbak patuh dan taat, saya senang mbak mau mengikuti saran perawat dan dokter di sini.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan mbak setelah minum obat dan mengetahui penggunaan obat ini ?”
“Mbak tadi mengatakan bahwa obat ini dapat membantu mbak dan banyak gunanya.”
b. Rencana tindak lanjut
“Mbak haarus selalu mengingat-ingat nama obat, dosis dan cara pemberiannya, coba mbak ingat-ingat lagi ya ?”
c. Kontrak
“Kira-kira kapan ada kesempatan untuk berbincang-bincang lagi mbak ?”
LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI II
I. Kasus ( Masalah Utama )
Gangguan konsep diri; harga diri rendah
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Core Problem
1. Definisi
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 1992 )
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.
2. Tanda dan gejala
a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b. Hilang kepercayaan diri
c. Merasa gagal mencapai keingginan
d. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
e. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinya
f. Menarik diri dari kehidupan sosial
g. Banyak diam dan sulit berkomunikasi
B. Penyebab manarik diri
Koping individu tidak efektif
Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu tidak bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku.
C. Akibat manarik diri
Menarik diri
Mekanisme terjadinya masalah :
Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesimis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam, menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan sosial.
III. A. Pohon Masalah
Gangguan isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Koping individu tidak efektif
B. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu di Kaji
1. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji
a. Lebih banyak diam
b. Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurang
c. Personal hygiene kurang
d. Merasa tidak nyaman diantara orang
e. Tidak cukupnya ketrampilan sosial
f. Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
a. Perasaan rendah diri
b. Pikiran mengarah
c. Mengkritik diri sendiri
d. Kurang terlibat dalam hubungan sosial
e. Meremehkan kekuatan/ kemampuan diri
f. Menyalahkan diri sendiri
g. Perasaan putus asa dan tidak berdaya.
3. Koping individu tidak efektif
a. Masalah yang di hadapi pasien (adanya koping)
b. Strategi dalam menghadapi masalah
c. Status emosi pasien
IV. Diagnosa Keperawatan Manarik Diri
1. Gangguan interaksi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
V. Rencana Tindakan Keperawatan manarik diri
Diagnosa 2 : Gangguan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki.
a. Kriteria hasil :
2.1. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- kemampuan yang dimiliki
- aspek positif keluarga
- aspek positif lingkungan yang di miliki klien.
b. Intervensi
2.1.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.1.2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.1.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
a. Kriteria evaluasi
3.1. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
b. Intervensi
3.1.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
TUK 4 : Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
a. Kriteria evaluasi
4.1. Klien membuat rencana kegiatan harian.
b. Intervensi
4.1.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
- kegiatan mandiri
- kegiatan dengan bantuan sebagian
- kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.1.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
a. Kriteria evaluasi
5.1. Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
b. Intervensi
5.1.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.1.3. Diskusikan kemungkinan, pelaksanaan di rumah.
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada :
a. Kriteria evaluasi
6.1. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.
b. Intervensi
6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
6.1.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, banyak diam sulit berkomunikasi dengan teman-temannya, pandangan mata kosong.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
Tuk :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2. klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri peerhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
c. Utamakan memberikan pujian yang realistis
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam tarapeutik
“Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa dipanggil Ndari, nama mbak siapa ? dan panggilan apa yang mbak sukai ? Baiklah mbak, di sini saya akan menemani mbak, saya akan duduk di samping mbak, jika mbak akan mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan.”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini, saya ingin sekali ingin membantu menyelesaikan masalah mbak dan saya harap mbak mau bekerja sama dengan saya, kalau boleh saya tahu apa yang terjaadi di rumah sehingga mbak sampai dibawa kemari ?”
c. Kontrak
“Mbak bagaimana kalau hari ini kita bincang-bincang tentang kemampuan yang mbak miliki, di mana kita ngobrol mbak ? berapa lama ? baiklah bagaimana kalau kta nanti ngobrol di taman selama + 15 menit.
3. Fase Kerja
“Nah, coba mbak cari kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sebelum sakit. Baik, apalagi mbak ?”
“Bagus sekali ternyata mbak memiliki kemampuan yang banyak sekali.”
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15 menit tadi ?”
“Bisa mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi ?”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan yang masih bisa mbak gunakan selama sakit.”
c. Kontrak
“Baiklah mbak, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?”
“Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20 menit.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, banyak diam, kurang berkomunikasi dengan teman-temannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Tuk 4 : klien dapat ( menetapkan ) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Tuk 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
4. Tindakan Keperawatan
1. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya
2. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
- Kegiatan mandiri
- Kegiatan dengan bantuan sebagian
- Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan .
3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan tentang kemungkinan melaksanakan di rumah
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya. Coba sebutkan nama saya, bagus ternyata mbak masih ingat.”
b. Evaluasi/ validasi
“Mbak kelihatan cantik dan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak hari ini ?”
c. Kontrak
“Kemarin kita sudah berbicaara mengenai kemampuan yang mbak miliki selama sebelum sakit, nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sakit atau di rumah sakit ini, di mana kita bicara nanti mbak ? Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu + 30 menit.
2. Fase Kerja
“Sekarang coba mbak ssebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama sakit.”
“Baik, apalagi mbak ?”
“Mbak punya hobi apa ? memasak atau mungkin membuat ketrampilan ?”
“Nah… ya itu tadi bisa mbak lakukan di rumah sakit ini, di sini tersedia fasilitas untuk mbak bisa menggali kemampuan mbak .”
”Masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan di sini sesuai dengan bakat dan kemampuan mbak.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 30 menit tadi ?”
“Bisa mbak ulangi lagi apa yang elah kita bicarakan tadi ?”
b. Rencana tindak lanjut
“Mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah kita bicarakan tadi.”
c. Kontrak
“Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?”
selamat mengerjakan tugas kawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar